Daftar 5 Makanan Khas Batang Yang Memikat Lidah

biotifor.or.idMakanan Khas Batang , Batang adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Batang memiliki luas wilayah sekitar 788,64 km2 dan jumlah penduduk sekitar 700 ribu jiwa. Batang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil padi, tebu, kopi, dan tembakau di Jawa Tengah.

Selain itu, Batang juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, terutama dalam hal kuliner. Ada banyak makanan khas Batang yang memiliki cita rasa khas dan beragam, serta mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang tinggi. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat beberapa makanan khas Batang yang wajib dicoba, serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Batang.

Makanan Khas Batang Yang Nikmat

makanan khas batang

Berikut adalah 5 makanan khas yang ada di kota batang :

1. Nasi Jagung

Makanan ini adalah salah satu sajian khas Batang yang sangat terkenal dan dicintai oleh banyak orang. Nasi jagung adalah varian nasi yang terbuat dari beras jagung, yakni beras yang dicampur dengan jagung yang telah dipipil, dikeringkan, dan dihaluskan. Nasi jagung ini memiliki tekstur yang lebih lembut dan cita rasa yang lebih manis dibandingkan dengan nasi putih biasa. Biasanya, nasi jagung disajikan dengan beragam lauk seperti ayam goreng, telur dadar, tempe goreng, sambal, dan sayur asem.

Nasi jagung adalah warisan kuliner dari nenek moyang masyarakat Batang yang hidup pada masa penjajahan Belanda. Saat itu, beras menjadi barang langka dan mahal, sehingga masyarakat Batang mencari alternatif untuk mengatasi situasi tersebut. Akhirnya, mereka menemukan cara mengolah jagung menjadi beras jagung yang bisa dijadikan nasi.

Keunikan nasi jagung tidak hanya terletak pada rasanya yang lezat, tetapi juga pada manfaat kesehatannya. Nasi jagung mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan energi tahan lama dan mengurangi rasa lapar. Selain itu, nasi jagung juga kaya serat, vitamin B, antioksidan, serta mineral seperti zat besi, magnesium, fosfor, dan seng.

2. Sate Blengong

Sate blengong, adalah salah satu kuliner khas Batang yang terdiri dari daging bebek yang dibumbui dengan rempah-rempah, lalu dipanggang di atas arang. Makanan ini memiliki cita rasa yang gurih dengan sentuhan pedas, serta aromanya yang harum dan menggugah selera. Biasanya, sate blengong disajikan bersama lontong atau ketupat, dan ditemani dengan sambal kecap manis yang dicampur dengan irisan bawang merah dan cabai rawit.

Baca Juga  Jenis Bunga Anggrek, Keindahan yang Memesona

Uniknya, sate blengong memiliki cerita asal-usul yang menarik. Kata “blengong” memiliki arti dalam bahasa Jawa sebagai “bebek liar” atau “bebek hutan.” Dikisahkan bahwa sate blengong pertama kali diciptakan oleh seorang pemburu bebek liar di hutan Batang pada masa lampau. Setelah berhasil memburu bebek, pemburu tersebut mencari cara untuk mengolah daging bebek menjadi hidangan lezat. Ia kemudian memotong daging bebek menjadi potongan kecil, lalu memadukannya dengan bumbu seperti bawang putih, kunyit, ketumbar, garam, dan gula. Potongan daging bebek kemudian ditusuk dengan tusuk sate yang terbuat dari bambu, dan dipanggang di atas api unggun. Hasil akhirnya adalah sate blengong yang begitu menggugah selera.

Keunikan sate blengong terletak pada rasa bebek yang lebih kenyal dan khas daripada ayam atau kambing. Rempah-rempah yang digunakan memberikan sentuhan pedas dan gurih yang istimewa. Sambal kecap manis yang mengiringi sate blengong menambahkan sentuhan manis dan asin yang seimbang. Sate blengong bisa dinikmati sebagai hidangan utama atau sebagai camilan di antara waktu makan.

3. Brekecek

Brekecek, adalah hidangan khas Batang yang berupa semacam gulai atau sayur bening yang memuat potongan-potongan daging sapi atau kambing, jeroan, serta beragam sayuran seperti kentang, wortel, kol, dan daun bawang. memiliki kuah berwarna kuning yang memikat dengan cita rasa gurih dan kesegaran. Biasanya, hidangan ini disantap bersama nasi putih yang masih hangat atau nasi jagung.

Merupakan kuliner khas Batang yang memiliki sejarah panjang dan beragam variasi resep. Awal mula brekecek muncul saat masa penjajahan Jepang, di mana masyarakat Batang menghadapi kendala dalam memperoleh bahan makanan yang memadai. Kondisi tersebut mendorong mereka untuk mencoba mengolah daging sapi atau kambing yang telah tidak segar dengan merebusnya bersama dengan air, garam, dan berbagai rempah-rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam, dan daun jeruk. Tambahan jeroan seperti hati, limpa, usus, dan paru-paru turut menambahkan rasa dan gizi. Sayuran seperti kentang, wortel, kol, dan daun bawang pun dimasukkan untuk memberikan variasi warna dan tekstur pada hidangan.

Baca Juga  Cara Makan Kurma Muda untuk Promil Meningkatkan Peluang Kehamilan

Kuliner ini memiliki perbedaan dalam variasi di antara daerah-daerah di Jawa Tengah. Brekecek Batang memiliki kuah yang lebih bening dan segar bila dibandingkan dengan brekecek Cilacap yang memiliki kuah yang lebih kental dan berwarna merah. Perbedaan juga terlihat dalam pemilihan sayuran, di mana ini menggunakan beragam sayuran, sedangkan brekecek Kudus hanya menggunakan kentang dan kol. Rasanya yang gurih dan seimbang juga membedakannya dari brekecek Semarang yang lebih mengutamakan cita rasa asam dan pedas.

4. Wajik

Kue tradisional yang terbuat dari ketan yang dimasak dengan santan, gula merah, dan daun pandan. Makanan ini memiliki bentuk persegi atau segitiga, serta tekstur yang kenyal dan lembut. Memiliki rasa yang manis dan gurih, serta aroma yang harum dan menggoda. Wajik biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau sebagai camilan di antara waktu makan.

Ini merupakan salah satu makanan khas Batang yang memiliki signifikansi dalam budaya masyarakat Batang. Wajik sering digunakan sebagai salah satu sajian dalam acara-acara adat seperti pernikahan, khitanan, selamatan, atau syukuran. Wajik juga menjadi simbol keberkahan, kesuburan, dan kebahagiaan bagi masyarakat Batang.

Pengaruh Budaya dan Kearifan Lokal

Kuliner ini emiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batang. Makanan khas Batang tidak hanya sebagai sumber energi dan gizi, tetapi juga sebagai sarana untuk menjalin hubungan sosial, melestarikan tradisi, dan mengekspresikan identitas. Makanan khas Batang juga memiliki hubungan erat dengan perayaan tradisional di Batang, seperti:

Sedekah Bumi, yaitu upacara syukuran atas hasil panen yang dilakukan oleh petani di Batang. Dalam upacara ini, masyarakat Batang menyajikan berbagai macam makanan khas Batang sebagai persembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti nasi jagung, sate blengong, brekecek, wajik, dan lain-lain. Makanan khas Batang juga dibagikan kepada para tamu yang hadir sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan.

Baca Juga  Kamu sering Ilfil (ilang Feeling)? Berikut ini Kita bahas Apa Arti Ilfil? Ini Penyebab dan Cara Tepat Mengatasinya

Grebeg Suro, yaitu upacara penyambutan tahun baru Islam yang dilakukan oleh masyarakat Batang. Dalam upacara ini, masyarakat Batang mengarak gunungan yang berisi berbagai macam hasil bumi dan makanan khas Batang dari masjid ke alun-alun. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat yang memperebutkannya sebagai simbol berkah dan kemakmuran.

Kirab Budaya, yaitu upacara pelestarian budaya yang dilakukan oleh masyarakat Batang. Dalam upacara ini, masyarakat Batang menampilkan berbagai macam kesenian dan kebudayaan daerah, seperti tari-tarian, musik-musikan, wayang kulit, dan lain-lain. Makanan khas Batang juga menjadi salah satu bagian dari kirab budaya, sebagai bentuk penghargaan dan pengenalan kepada generasi muda.

Baca Juga : Makanan Khas Solo, Surga Kuliner Yang Wajib Dicoba

Kesimpulan

Makanan khas Batang adalah salah satu warisan kuliner yang patut dibanggakan oleh masyarakat Batang. Kuliner khas Batang memiliki cita rasa yang lezat dan beragam, serta mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang tinggi. Makanan khas Batang juga memiliki potensi untuk berkembang di era modern dan bersaing di pasar global. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus turut melestarikan dan mengembangkan makanan khas Batang sebagai salah satu identitas dan kekayaan bangsa Indonesia.