
Wawancara adalah sebuah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih, dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai. Pihak yang melakukan wawancara disebut pewawancara, sementara pihak yang diwawancarai disebut narasumber.
Wawancara memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk mengumpulkan data atau informasi, untuk mengetahui pendapat atau pandangan seseorang, dan untuk melakukan penilaian atau seleksi. Wawancara juga dapat digunakan sebagai alat untuk membangun hubungan atau untuk menyelesaikan konflik.
Terdapat beberapa jenis wawancara, antara lain wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, sementara wawancara semi terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang lebih fleksibel dan memungkinkan pewawancara untuk mengajukan pertanyaan tambahan. Wawancara tidak terstruktur tidak menggunakan daftar pertanyaan dan pewawancara bebas untuk mengajukan pertanyaan apa saja.
apakah yang dimaksud dengan wawancara
Wawancara merupakan aspek penting dalam berbagai bidang, seperti jurnalisme, penelitian, dan perekrutan. Terdapat berbagai aspek penting yang terkait dengan wawancara, di antaranya:
- Tujuan: Mendapatkan informasi, mengetahui pendapat, atau melakukan penilaian.
- Jenis: Terstruktur, semi terstruktur, atau tidak terstruktur.
- Pewawancara: Pihak yang melakukan wawancara.
- Narasumber: Pihak yang diwawancarai.
- Pertanyaan: Disiapkan sebelumnya atau spontan.
- Jawaban: Diberikan secara lisan atau tertulis.
- Transkip: Catatan tertulis dari wawancara.
- Analisis: Proses menafsirkan dan menyimpulkan informasi dari wawancara.
Secara keseluruhan, aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk sebuah proses wawancara yang efektif. Misalnya, tujuan wawancara akan menentukan jenis pertanyaan yang diajukan, dan kualitas jawaban yang diperoleh akan bergantung pada keterampilan pewawancara dan narasumber. Transkip dan analisis wawancara merupakan langkah penting untuk mendokumentasikan dan mengelola informasi yang diperoleh.
Tujuan
Tujuan wawancara sangatlah penting karena menentukan arah dan fokus wawancara. Ada tiga tujuan utama wawancara, yaitu:
- Mendapatkan informasi: Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai topik, seperti pengalaman kerja, pengetahuan, atau opini.
- Mengetahui pendapat: Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui pendapat atau pandangan seseorang tentang suatu masalah atau isu.
- Melakukan penilaian: Wawancara dapat digunakan untuk menilai keterampilan, kemampuan, atau kualifikasi seseorang.
Ketiga tujuan ini saling berkaitan dan dapat digunakan bersamaan dalam satu wawancara. Misalnya, pewawancara dapat melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang pengalaman kerja seseorang dan sekaligus mengetahui pendapatnya tentang tren industri.
Memahami tujuan wawancara sangat penting untuk mempersiapkan diri dengan baik. Narasumber harus mengetahui tujuan wawancara sehingga dapat mempersiapkan jawaban yang sesuai. Pewawancara juga harus mengetahui tujuan wawancara sehingga dapat mengajukan pertanyaan yang tepat dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Jenis
Jenis wawancara sangatlah penting karena menentukan format dan alur wawancara. Ada tiga jenis wawancara utama, yaitu:
- Wawancara terstruktur: Pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan diajukan kepada semua narasumber. Jenis wawancara ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif yang dapat dibandingkan.
- Wawancara semi terstruktur: Pewawancara menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan, tetapi juga dapat mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan jawaban narasumber. Jenis wawancara ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif yang mendalam.
- Wawancara tidak terstruktur: Pewawancara tidak menggunakan daftar pertanyaan dan bebas untuk mengajukan pertanyaan apa saja. Jenis wawancara ini biasanya digunakan untuk mengeksplorasi topik secara mendalam dan mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang pandangan narasumber.
Pemilihan jenis wawancara tergantung pada tujuan wawancara dan jenis informasi yang ingin diperoleh. Wawancara terstruktur cocok untuk mengumpulkan data kuantitatif yang dapat dibandingkan, sementara wawancara semi terstruktur dan tidak terstruktur lebih cocok untuk mengumpulkan data kualitatif yang mendalam.
Pewawancara
Dalam sebuah wawancara, pewawancara memegang peran yang sangat penting. Pewawancara adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan, mengarahkan jalannya wawancara, dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Tanpa pewawancara, wawancara tidak dapat dilakukan.
Pewawancara harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, mampu membangun hubungan baik dengan narasumber, dan mampu menggali informasi yang mendalam. Pewawancara juga harus memahami tujuan wawancara dan jenis pertanyaan yang tepat untuk diajukan.
Kualitas pewawancara sangat menentukan kualitas wawancara. Pewawancara yang baik akan mampu membuat narasumber merasa nyaman dan terbuka, sehingga narasumber dapat memberikan informasi yang akurat dan mendalam. Sebaliknya, pewawancara yang kurang baik dapat membuat narasumber merasa tidak nyaman atau terintimidasi, sehingga informasi yang diperoleh menjadi terbatas.
Dengan demikian, peran pewawancara sangat penting dalam sebuah wawancara. Pewawancara yang baik akan mampu memperoleh informasi yang akurat dan mendalam, sehingga tujuan wawancara dapat tercapai.
Narasumber
Dalam sebuah wawancara, narasumber memegang peran yang sangat penting. Narasumber adalah pihak yang memberikan informasi atau pendapat kepada pewawancara. Tanpa narasumber, wawancara tidak dapat dilakukan.
-
Peran Narasumber
Peran utama narasumber adalah memberikan informasi atau pendapat yang relevan dengan topik wawancara. Narasumber dapat berasal dari berbagai latar belakang, seperti ahli di bidangnya, saksi mata suatu peristiwa, atau masyarakat umum yang memiliki pengalaman atau pengetahuan tertentu.
-
Kualitas Narasumber
Kualitas narasumber sangat menentukan kualitas wawancara. Narasumber yang kredibel, kompeten, dan komunikatif akan memberikan informasi yang akurat dan mendalam. Sebaliknya, narasumber yang tidak kredibel atau tidak kompeten dapat memberikan informasi yang salah atau menyesatkan.
-
Persiapan Narasumber
Agar dapat memberikan informasi yang berkualitas, narasumber perlu mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan ini mencakup memahami tujuan wawancara, topik yang akan dibahas, dan jenis pertanyaan yang mungkin diajukan.
-
Etika Narasumber
Narasumber memiliki kewajiban etika untuk memberikan informasi yang jujur dan akurat. Narasumber tidak boleh memberikan informasi yang salah atau menyesatkan, atau menyembunyikan informasi penting.
Dengan demikian, peran narasumber sangat penting dalam sebuah wawancara. Narasumber yang berkualitas dan etis akan memberikan informasi yang akurat dan mendalam, sehingga tujuan wawancara dapat tercapai.
Pertanyaan
Dalam sebuah wawancara, pertanyaan yang diajukan dapat disiapkan sebelumnya atau spontan. Pemilihan jenis pertanyaan ini bergantung pada tujuan wawancara dan jenis informasi yang ingin diperoleh.
Pertanyaan yang disiapkan sebelumnya biasanya digunakan dalam wawancara terstruktur. Dalam jenis wawancara ini, pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan diajukan kepada semua narasumber. Pertanyaan yang disiapkan sebelumnya biasanya bersifat tertutup dan spesifik, sehingga jawaban yang diperoleh dapat dibandingkan.
Sebaliknya, pertanyaan spontan biasanya digunakan dalam wawancara semi terstruktur atau tidak terstruktur. Dalam jenis wawancara ini, pewawancara tidak menggunakan daftar pertanyaan dan bebas untuk mengajukan pertanyaan apa saja. Pertanyaan spontan biasanya bersifat terbuka dan umum, sehingga narasumber dapat memberikan jawaban yang lebih mendalam dan ekspresif.
Pemilihan jenis pertanyaan sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas informasi yang diperoleh. Pertanyaan yang disiapkan sebelumnya dapat menghasilkan data kuantitatif yang dapat dibandingkan, sementara pertanyaan spontan dapat menghasilkan data kualitatif yang mendalam.
Jawaban
Dalam sebuah wawancara, jawaban yang diberikan oleh narasumber dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Pemilihan cara pemberian jawaban ini bergantung pada tujuan wawancara dan jenis informasi yang ingin diperoleh.
-
Jawaban Lisan
Jawaban lisan diberikan secara langsung oleh narasumber kepada pewawancara. Jenis jawaban ini biasanya digunakan dalam wawancara tatap muka atau melalui telepon. Jawaban lisan memungkinkan pewawancara untuk mengajukan pertanyaan tambahan dan menggali informasi lebih dalam.
-
Jawaban Tertulis
Jawaban tertulis diberikan oleh narasumber dalam bentuk tulisan, biasanya melalui email atau surat. Jenis jawaban ini biasanya digunakan dalam wawancara yang dilakukan jarak jauh atau ketika pewawancara membutuhkan waktu untuk menganalisis jawaban secara lebih mendalam.
Pemilihan cara pemberian jawaban sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas informasi yang diperoleh. Jawaban lisan memungkinkan pewawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan komprehensif, sementara jawaban tertulis memungkinkan pewawancara untuk menganalisis jawaban dengan lebih teliti dan objektif.
Transkip
Transkip adalah catatan tertulis dari wawancara. Transkip dapat dibuat selama atau setelah wawancara, dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti dokumentasi, analisis, dan penelitian.
-
Dokumentasi
Transkip dapat digunakan untuk mendokumentasikan wawancara dan memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan akurat dan lengkap. Transkip dapat juga digunakan sebagai bukti dalam kasus hukum atau untuk tujuan akuntabilitas.
-
Analisis
Transkip dapat digunakan untuk menganalisis wawancara dan mengidentifikasi tema dan pola. Analisis transkrip dapat membantu peneliti untuk memahami pandangan dan pengalaman narasumber, dan untuk mengembangkan teori dan wawasan baru.
-
Penelitian
Transkip dapat digunakan sebagai data penelitian untuk berbagai tujuan, seperti studi kasus, penelitian kualitatif, dan penelitian sejarah. Transkip dapat memberikan wawasan yang kaya tentang kehidupan dan pengalaman orang lain, dan dapat membantu peneliti untuk memahami isu-isu sosial dan budaya yang kompleks.
Transkip merupakan bagian penting dari proses wawancara. Transkip dapat digunakan untuk mendokumentasikan, menganalisis, dan melakukan penelitian wawancara. Transkip juga dapat digunakan sebagai alat untuk berbagi informasi dengan orang lain, dan untuk melestarikan sejarah dan budaya.
Analisis
Analisis merupakan bagian penting dari proses wawancara. Setelah wawancara dilakukan, peneliti perlu menganalisis data yang terkumpul untuk mengidentifikasi tema, pola, dan wawasan. Analisis ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti analisis tematik, analisis wacana, atau analisis naratif.
Analisis data wawancara sangat penting karena memungkinkan peneliti untuk memahami makna yang lebih dalam dari data yang terkumpul. Peneliti dapat mengidentifikasi pola dan tren dalam jawaban narasumber, dan mengembangkan teori dan wawasan baru. Analisis juga memungkinkan peneliti untuk memeriksa bias dan asumsi mereka sendiri, sehingga meningkatkan validitas dan reliabilitas penelitian.
Contohnya, dalam sebuah penelitian tentang pengalaman hidup para penyintas gempa bumi, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan 30 orang penyintas. Setelah melakukan wawancara, peneliti menganalisis data dengan menggunakan analisis tematik. Analisis ini mengidentifikasi beberapa tema utama, seperti kehilangan, trauma, dan ketahanan. Tema-tema ini kemudian digunakan oleh peneliti untuk mengembangkan teori tentang bagaimana penyintas gempa bumi mengatasi pengalaman traumatis mereka.
Memahami proses analisis data wawancara sangat penting bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian kualitatif. Analisis data wawancara memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang topik penelitian mereka, dan untuk mengembangkan teori dan wawasan baru.
Pertanyaan Umum tentang Wawancara
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang diajukan mengenai wawancara, beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Apa itu wawancara?
Wawancara adalah sebuah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih, dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari pihak yang diwawancarai.
Pertanyaan 2: Apa saja jenis-jenis wawancara?
Jenis wawancara antara lain wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk wawancara?
Persiapan wawancara meliputi riset tentang pewawancara dan perusahaan, latihan menjawab pertanyaan umum, dan mempersiapkan pertanyaan untuk diajukan kepada pewawancara.
Pertanyaan 4: Apa saja kesalahan yang harus dihindari saat wawancara?
Beberapa kesalahan yang harus dihindari saat wawancara antara lain datang terlambat, tidak berpakaian profesional, berbicara negatif tentang orang lain, dan memberikan jawaban yang tidak jujur.
Pertanyaan 5: Bagaimana cara menjawab pertanyaan wawancara yang sulit?
Untuk menjawab pertanyaan wawancara yang sulit, tetaplah tenang, dengarkan baik-baik pertanyaan, pikirkan jawabannya dengan matang, dan berikan jawaban yang jujur dan ringkas.
Pertanyaan 6: Apa saja tips untuk wawancara yang sukses?
Tips untuk wawancara yang sukses antara lain bersikap percaya diri, antusias, dan profesional, serta mempersiapkan diri dengan baik dan berlatih menjawab pertanyaan wawancara.
Dengan mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti tips-tips yang disebutkan di atas, Anda dapat meningkatkan peluang sukses dalam wawancara.
Kembali ke artikel utama
Tips Sukses Wawancara
Berikut beberapa tips sukses wawancara guna membantu Anda tampil maksimal dan meningkatkan peluang keberhasilan:
Tip 1: Persiapan Matang
Pelajari perusahaan dan posisi yang dilamar. Latih menjawab pertanyaan umum dan siapkan pertanyaan untuk diajukan kepada pewawancara. Persiapan yang baik akan membangun kepercayaan diri dan menunjukkan kesungguhan Anda.
Tip 2: Berpenampilan Profesional
Berpakaianlah secara profesional dan rapi sesuai dengan budaya perusahaan. Penampilan yang baik menunjukkan rasa hormat dan perhatian terhadap detail.
Tip 3: Tepat Waktu
Datang tepat waktu menunjukkan profesionalisme dan menghargai waktu pewawancara. Ketepatan waktu juga menandakan bahwa Anda menghargai kesempatan wawancara tersebut.
Tip 4: Sikap Positif dan Antusias
Tunjukkan sikap positif dan antusias sepanjang wawancara. Senyum dan kontak mata menunjukkan keterlibatan dan minat Anda pada posisi tersebut.
Tip 5: Jawaban yang Jelas dan Ringkas
Berikan jawaban yang jelas, ringkas, dan relevan dengan pertanyaan yang diajukan. Hindari berbelit-belit atau memberikan informasi yang tidak perlu.
Tip 6: Tanya Balik
Mengajukan pertanyaan kepada pewawancara menunjukkan minat dan keterlibatan Anda. Pertanyaan yang bijaksana juga dapat memberikan wawasan tentang budaya dan nilai-nilai perusahaan.
Tip 7: Tindak Lanjut
Setelah wawancara, kirimkan surat terima kasih kepada pewawancara untuk menyampaikan apresiasi dan menegaskan kembali minat Anda pada posisi tersebut. Tindak lanjut yang tepat waktu menunjukkan rasa terima kasih dan profesionalisme.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat meningkatkan kepercayaan diri, membuat kesan positif, dan memaksimalkan peluang sukses dalam wawancara.
Kembali ke artikel utama
Kesimpulan
Wawancara merupakan sebuah proses penting untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber. Melalui wawancara, kita dapat menggali pengalaman, pendapat, dan perspektif individu mengenai suatu topik tertentu.
Pemahaman yang komprehensif tentang wawancara, termasuk tujuan, jenis, dan tekniknya, sangat penting untuk memastikan keberhasilan dalam melakukan dan berpartisipasi dalam wawancara. Dengan mempersiapkan diri dengan baik, bersikap profesional, dan memberikan jawaban yang jujur dan jelas, individu dapat memaksimalkan hasil wawancara dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Youtube Video:
